Search This Blog

Saturday, 25 February 2017

Introspeksi Diri

                   Mengapa Ibu Telantarkanku


Sembilan bulan kubersemayam di rahim ibu
Meniti kasih dalam tabir gulita memejam netra
Tiap jangkah kau bawa aku melangkah
Desah napas dan lirih kekatamu kudengar selalu

Kegelisahanmu adalah cemeti ragaku
Tendangan kakiku pemberi ribuan arti
Penggertak sepi pengusir gundahmu
Hingga tangis pertamaku terlahir nanti

Ketika terdengar tangisan pertama
Menyongsong dunia terang bercahaya
Mengharap peluk hangat, kasih ibu yang kudamba
Sirna menjadi kebencian tiada tara

Aku yang kini kau buang tanpa dosa
Menangis meronta menggigil di belantara
Hangat peluk kasih yang pernah kuharap
Sungguh ibu, mengapa hatimu biadab?

Tidakkah kau ingat?!
Kenikmatan yang pernah kau kecap
Menembus lewat batas maksiat
Menggelapkan netra pun iman

Akulah darah daging Ibunda
Sang permata hati
Buah cinta yang kau tanam
Kini tiada arti
Jadi mayat tanpa sebuah nama
Menangis menjerit di tengah pusara

No comments:

Post a Comment